04.08 | Posted in

Mau memperlambat penuaan? Daftar saja jadi astronot. Konon Astronot lebih awet muda setiap kali ke ruang angkasa.


Jika seorang astronot ditanya umur sekembali dari misi luar angkasa, bisa jadi ia harus berpikir dua kali. Kenapa? Ini karena setiap kali seorang astronot pergi ke luar angkasa, umurnya bertambah lebih lambat jika dibandingkan dengan umur mereka yang tinggal di Bumi. Jadi sekembali astronot ke bumi, bisa dibilang mereka awet muda jika dibanding orang yang sebaya.
Fenomena perlambatan waktu ini dijelaskan oleh teori yang muncul dari seorang maha fisikawan, Albert Einstein. Apa lagi kalau bukan melalui teorinya yang terkenal, teori relativitas.
Berpangkal dari teori relativitas umum (E=mc2), ada yang disebut teori Special Relativity (SR), relatifitas khusus. Menurut teori ini, jam di dalam sebuah pesawat ruang angkasa yang bergerak cepat akan berjalan lebih lambat daripada jam yang diam di tempat. Ini berlaku pada semua "jam" (mekanis, atomis, dan biologis).
Sebagai contoh, sebuah jam di pesawat ruang angkasa yang bergerak pada 99 persen kecepatan cahaya akan maju tujuh kali lebih lambat daripada jam yang diam. Ini berarti, seorang astronot bertambah tua lebih lambat daripada mereka yang tetap di Bumi.
Seperti umur seorang astronot yang melakukan perjalanan ke Alpha Centauri (4,3 tahun cahaya) pada 99 persen kecepatan cahaya. Perjalanan ini akan memakan waktu 8,7 tahun Bumi sementara umur si astronot hanya akan bertambah tua setahun tiga bulan.
Twin paradox
Bagaimana dengan sepasang kembar yang selalu dianggap berumur sama? Menurut Einstein, kembar akan berumur sama jika waktu berlalu pada tingkat yang sama bagi mereka. Lalu apakah ini selalu berlaku? Tidak!
Salah satu konsekuensi dari teori Einstein adalah bahwa waktu berjalan lebih lambat pada referensi yang bergerak. Jadi siapapun yang bergerak akan bertambah tua lebih lambat daripada mereka yang tetap diam. Namun bukan berarti orang bisa berjalan mundur ke waktu lampau.
Anggap Anda mempunyai saudara kembar si Fulan dan ia pergi melintas galaksi dengan kecepatan yang sangat tinggi. Lalu anggap ia kembali ke Bumi setelah 10 tahun sesuai waktu di jam yang dibawanya. Ketika ia kembali ke bumi, sangat mungkin terjadi 1.000 tahun telah berlalu di Bumi! (berapa lama waktu yang sudah berlalu, tepatnya tergantung pada kecepatannya).
Dari perumpamaan inilah muncul istilah Twin Paradox.
Pertanyaannya, apakah memang waktu melambat bagi si Fulan hingga membuatnya lebih muda daripada Anda? Atau bisakah si Fulan mengaku bahwa Bumi lah yang bergerak, sehingga Anda menjadi lebih muda?
Singkat kata, SR lebih mengacu pada pernyataan pertama, penambahan umur si Fulan lebih lambat dibandingkan dengan Anda semasa keberangkatan hingga kepulangannya. Lalu kenapa tidak pernyataan kedua?
Teori SR tidak menglaim bahwa semua referensi waktu adalah sama. Yang sama hanyalah yang diam (inersia). Bingkai waktu si Fulan tidak diam sewaktu ia mengalami percepatan. Ini dapat dideteksi melalui pengamatan. Si Fulan harus menggunakan kecepatan maksimum di setengah perjalanannya sementara Anda tidak melakukan apa-apa. Si Fulan bahkan harus menyeimbangkan diri karena ia merasakan percepatan sementara Anda tidak merasakan apa-apa.
Terkesan sederhana tapi ini baru satu versi dari Twin Paradox. Sementara masih banyak versi yang bisa membingungkan. Satu hal, kita tidak membicarakan perspektif si Fulan.
Teori relativitas Einstein memang tidak mudah untuk dimengerti karena teori ini tidak terlihat jelas dalam kehidupan sehari-hari. Skenario perjalanan supercepat si kembar ke ruang angkasa hanyalah sekadar gambaran bagaimana teori ini berlaku tanpa menggunakan istilah ilmiah dan bukan untuk membuktikan teori.
Di masa yang akan datang, bukan tidak mungkin relatifitas akan menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Salah satu yang memungkinkan adalah rencana NASA untuk mengadakan misi ke Mars dengan meluncurkan pesawat dari stasiun ruang angkasa, Alpha. Pesawat ini direncanakan meluncur dengan kecepatan rata-rata 1/100 kecepatan cahaya dengan kecepatan maksimum sekitar 1/80 kecepatan cahaya. Bahkan pada 1,25 persen kecepatan cahaya, efek relativitas harus diperhitungkan dalam berkomunikasi dengan pesawat.
Sebagian pengamat menganggap proyek Mars ini bisa meningkatkan citra industri ruang angkasa. Namun proyek ini juga mengundang berbagai pertanyaan menyangkut efek perjalanan ini terhadap manusia. Maklum, efek yang menimpa astronot bukan hanya proses penuaan yang lebih lambat - seperti banyak diimpikan orang lain. Yang terjadi adalah setiap kali seorang astronot kembali ke Bumi, massa otot mereka berkurang 30 persen dan massa tulang berkurang 10 persen. Ini akibat kondisi hampir tanpa bobot.
Jadi, ya, siap saja mengikuti program pemulihan sekembali dari ruang angkasa biar kondisi bisa mengimbangi umur yang sudah dihemat. Jangan sampai alih-alih mengejar efek relativitas, yang didapat malah efek mikrogravitasi. (don)


Comments

0 responses to "AWET MUDA VS ASTRONOT"

Shout Box


ShoutMix chat widget