00.29 | Posted in

Pengertian :

Perdarahan Post Partum adalah perdarahan yang terjadi lebih dari 500 – 600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir.

Macam – macam Perdarahan

1. Perdarahan Post Partum Primer (early post Partum hemarrhage)
2. Perdarahan Post Partum Skunder (Labe post Partum hemorrhage)

Pengertian macam-macam perdarahan


1. Perdarahan post partum primer cearly post partum hemarrgagel
  • Perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama
  • Penyebab utamanya adalah : atonia uteri, retention plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir.
  • Banyaknya terjadi pada 2 jam pertama

2. perdarahan post partum skunder (late post partum hemorrhage)
  • Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama
  • Penyebab utamanya adalah : robekan jalan lahir dan sisa plasenta / membran.

Etiologi

1. Etonia uteri

Faktor predisposisi terjadinya atoni uteri adalah
  • Umur yang terlalu muda / tua
  • Prioritas seing di jumpai pada multipara dan grande mutifara
  • Partus lama dan partus terlantar
  • Utenus terlalu regang dan besar missal pada gemeli, tudromnion / senin besar.
  • Kelainan pada eterus seperti mioma uteri, uterus couveloair pada sosusio plasenta.
  • Faktor sosial ekonomi yaitu mol nutrisi
2. Sisa plasenta dan selaput ketuban

3. Jalan lahir : robekan perineum, vagina serviks, forniks dan rahim.

4. Penyakit pendarah

Kelainan pembekuan darah misalnya hipofibrinogenemia yang sering di jumpai pada :

- Perdarahan yang banyak..

- Kematian janin yang lama dalam kandungan

- Pre eklamsi dan eklamsi

- Infeksi, hepatitas dan septic syok.

Penyebab Perdarahan Post Partum

Perdarahan Post Partum merupakan penyebab utama kematian ibu dalam persalinan (menurut Wiknjosatro H (1960) pendarhan post partum merupakan penyebab utama kematian ibu dalam persalinan (menurut Wiknjosatro H (1960) pendarahan post partum merupakan penyebab penting kematian, maternal khususnya di Negara berkembang faktor yang menyebabkan perdarahan post partum adalah :

- Grandemulti para

- Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun.

- Persalinan yang dilakukan dengan tindakan : pertolongan kala uri sebelum waktunya pertolongan persalinan oleh dukun, persalinan dengan tindakan paksa persalinan dengan narkosa.

Penyebab perdarahan post partum secara ringkas.

1.Palpasi utenus bagaimana kontaksi utenus dan tinggi findus uterus dan tinggi pendus uteri.

2. memeriksa plasenta dan kebutuhan apakah lengkap / tidak.

3. lakukan eksplorasi kavum uteri untuk mencari.

4. inspekulo : untuk melihat robekan pada servik, vagina dan varises yang pecah.

5. pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan darah, H6 clot observation test (cot dan dll).

1. Atonia uteri
2. sisa plasenta
3. Robekan jalan lahir
4. Peny darah kelainan pembekuan darah.

Penanganan pendarahan Post Partum .

Kegagalan kontraksi otot rahim, menyebabkan pemulih darah pada bekas implantasi plasenta terbuka sehingga menimbulkan perdarahan dapat di lakukan dengan jalan :
  • Massage fundus uteri
  • Memberikan utertonik dengan menyuntikan oksitosin dan sejenisnya. Memberikan prostaglandin, melakukan tamponade uterus dan vagina.
  • Menghentikan / menghilangkan sumber perdarahan dengan ligasi akteria hipogastrika interna dan melakukan histerektomi.

Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi perdarahan post partum yaitu :

1. Pengertian perdarahan
2. Jaga jangan sampai timbul syok
3. penggantian darah yang hilang.

Tindakan pencegahan tidak saja di lakukan sewaktu bersalin namun sudah dimulai sejak ibu hamil dengan melakukan ANL yang baik. Ibu yang mempunyai prediposisi / riwayat perdarahan post partum sangat di anjurkan untuk bersalin di RS.




Selanjutnya...

Category:
00.18 | Posted in

DEFINISI

Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan,

PEMBUAHAN

Pembuahan (Konsepsi) adalah merupakan awal dari kehamilan, dimana satu sel telur dibuahi oleh satu sperma.



Ovulasi (pelepasan sel telur) adalah merupakan bagian dari siklus menstruasi normal, yang terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang dilepaskan bergerak ke ujung tuba falopii (saluran telur) yang berbentuk corong , yang merupakan tempat terjadinya pembuahan.

Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mengalami kemunduran (degenerasi) dan dibuang melalui vagina bersamaan dengan darah menstruasi. Jika terjadi pembuahan, maka sel telur yang telah dibuahi oleh sperma ini akan mengalami serangkaian pembelahan dan tumbuh menjadi embrio (bakal janin).

Jika pada ovulasi dilepaskan lebih dari 1 sel telur dan kemudian diikuti dengan pembuahan, maka akan terjadi kehamilan ganda, biasanya kembar 2. Kasus seperti ini merupakan kembar fraternal.
Kembar identik terjadi jika pada awal pembelahan, sel telur yang telah dibuahi membelah menjadi 2 sel yang terpisah atau dengan kata lain, kembar identik berasal dari 1 sel telur.

Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba falopii yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit.
Sel yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi).


IMPLANTASI & PERKEMBANGAN PLASENTA

Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada tempatnya tertanam.

Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada bagian depan maupun dinding belakang.
Dinding blastosis memiliki ketebalan 1 lapis sel, kecuali pada daerah tertentu terdiri dari 3-4 sel.
Sel-sel di bagian dalam pada dinding blastosis yang tebal akan berkembang menjadi embrio, sedangkan sel-sel di bagian luar tertanam pada dinding rahim dan membentuk plasenta (ari-ari).

Plasenta menghasilkan hormon untuk membantu memelihara kehamilan dan memungkin perputaran oksigen, zat gizi serta limbah antara ibu dan janin.
Implantasi mulai terjadi pada hari ke 5-8 setelah pembuahan dan selesai pada hari ke 9-10.

Dinding blastosis merupakan lapisan luar dari selaput yang membungkus embrio (korion). Lapisan dalam (amnion) mulai dibuat pada hari ke 10-12 dan membentuk kantung amnion. Kantung amnion berisi cairan jernih (cairan amnion) dan akan mengembang untuk membungkus embrio yang sedang tumbuh, yang mengapung di dalamnya.

Tonjolan kecil (vili) dari plasenta yang sedang tumbuh, memanjang ke dalam dinding rahim dan membentuk percabangan seperti susunan pohon. Susunan ini menyebabkan penambahan luas daerah kontak antara ibu dan plasenta, sehingga zat gizi dari ibu lebih banyak yang sampai ke janin dan limbah lebih banyak dibuang dari janin ke ibu. Pembentukan plasenta yang sempurna biasanya selesai pada minggu ke 18-20, tetapi plasenta akan terus tumbuh selama kehamilan dan pada saat persalinan beratnya mencapai 500 gram.

PERKEMBANGAN EMBRIO

Embrio pertama kali dapat dikenali di dalam blastosis sekitar 10 hari setelah pembuahan. Kemudian mulai terjadi pembentukan daerah yang akan menjadi otak dan medulla spinalis, sedangkan jantung dan pembuluh darah mulai dibentuk pada hari ke 16-17.
Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah pada hari ke 20 dan hari berikutnya muncul sel darah merah yang pertama.
Selanjutnya, pembuluh darah terus berkembang di seluruh embrio dan plasenta.

Organ-organ terbentuk sempurna pada usia kehamilan 12 minggu (10 minggu setelah permbuahan), kecuali otak dan medulla spinalis, yang terus mengalami pematangan selama kehamilan.

Kelainan pembentukan organ (malformasi) paling banyak terjadi pada trimester pertama (12 minggu pertama) kehamilan, yang merupakan masa-masa pembentukan organ dimana embrio sangat rentan terhadap efek obat-obatan atau virus. Karena itu seorang wanita hamil sebaiknya tidak menjalani immunisasi atau mengkonsumsi obat-obatan pada trimester pertama kecuali sangat penting untuk melindungi kesehatannya. Pemberian obat-obatan yang diketahui dapat menyebabkan malformasi harus dihindari.

Pada awalnya, perkembangan embrio terjadi dibawah lapisan rahim pada salah satu sisi rongga rahim, tetapi pada minggu ke 12, janin (istilah yang digunakan setelah usia kehamilan mencapai 8 minggu) telah mengalami pertumbuhan yang pesat sehingga lapisan pada kedua sisi rahim bertemu (karena janin telah memenuhi seluruh rahim).

MENENTUKAN USIA KEHAMILAN

Secara konvensional, kehamilan dihitung dalam minggu, dimulai dari hari pertama menstruasi terakhir.
Ovulasi biasanya terjadi 2 minggu sesudah menstruasi dan pembuahan biasanya terjadi segera setelah ovulasi, karena itu secara kasar usia embrio adalah 2 minggu lebih muda daripada jumlah minggu yang secara tradisional dipakai untuk menyatakan usia kehamilan. Dengan kata lain, seorang wanita yang hamil 4 minggu sedang mengandung embrio yang berumur 2 minggu.
Jika menstruasinya tidak teratur, maka perbedaan yang pasti bisa lebih atau kurang dari 2 minggu.
Untuk praktisnya, jika seorang wanita menstruasinya terlambat 2 minggu, dikatakan telah hamil 6 minggu.

Kehamilan berlangsung rata-rata selama 266 hari (38 minggu) dari masa pembuahan atau 280 hari (40 minggu) dari hari pertama menstruasi.
Untuk menentukan tanggal perkiraan persalinan bisa dilakukan perhitungan berikut:
- tanggal menstruasi terakhir ditambah 7
- bulan menstruasi terakhir dikurangi 3
- tahun menstruasi terakhir ditambah 1.
Hanya 10% wanita hamil yang melahirkan tepat pada tanggal perkiraan persalinan, 50% melahirkan dalam waktu 1 minggu dan hampir 90% yang melahirkan dalam waktu 2 minggu sebelum atau setelah tanggal perkiraan persalinan. Persalinan dalam waktu 2 minggu sebelum maupun sesudah perkiraan persalinan masih dianggap normal.

Kehamilan terbagi menjadi periode 3 bulanan, yang disebut sebagai:
- Trimester pertama (minggu 1-12)
- Trimester kedua (minggu 13-24)
- Trimester ketiga (minggu 25-persalinan).

MENDETEKSI KEHAMILAN

Jika seorang wanita yang biasanya mengalami menstruasi yang teratur mengalami keterlambatan 1 minggu atau lebih, mungkin dia hamil.

Pada awal kehamilan, wanita hamil bisa mengalami pembengkakan payudara dan mual, kadang disertai muntah.
Pembengkakan payudara terjadi akibat bertambahnya kadar hormon wanita (terutama estrogen, juga progesteron).
Mual dan muntah terjadi akibat estrogen dan HCG (human chorionic gonadotropin). Kedua hormon ini membantu memelihara kehamilan dan mulai dihasilkan oleh plasenta pada sekitar 10 hari setelah pembuahan. Pada awal kehamilan, banyak wanita yang merasa sangat lelah dan beberapa wanita mengalami perut kembung.

Jika seorang wanita hamil, serviksnya lebih lunak dan rahim juga lebih lunak dan membesar. Biasanya vagina dan serviks menjadi kebiruan sampai ungu, karena pembuluhnya penuh terisi darah. Perubahan ini bisa terlihat pada pemeriksaan panggul.

Biasanya untuk menentukan kehamilan dilakukan tes kehamilan pada darah maupun air kemih.
Tes kehamilan ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) bisa dengan segera dan mudah mendeteksi kadar HCG yang rendah di dalam air kemih. Selama 60 hari pertama kehamilan yang normal dengan 1 janin, kadar HCG berlipatganda setiap 2 hari.

Selama kehamilan, rahim terus membesar. Pada kehamilan 12 minggu, rahim membesar keluar panggu, yaitu ke arah perut dan biasanya dapat dirasakan jika dokter memeriksa perut bagian bawah. Rahim terus membesar sampai setinggi pusar pada kehamilan 20 minggu dan sampai ke tulang iga bagian bawah pada usia kehamilan 36 minggu.

Cara lain untuk mendeteksi kehamilan:

1.Mendengarkan denyut jantung janin.
  • Denyut jantung janin bisa terdengar melalui stetoskop khusus atau USG Doppler.
  • Dengan bantuan steteoskop khusus, denyut jantung janin bisa terdengar pada usia kehamilan 18-20 minggu; sedangkan jika menggunakan USG Doppler, denyut jantung janin bisa terdengar pada usia kehamilan 12-14 minggu.
2. Merasakan pergerakan janin.
Ibu bisa merasakan gerakan janin pada kehamilan 16-20 minggu.
Wanita yang sebelumnya pernah hamil akan meraskan gerakan janin ini lebih awal.
3. Memeriksa rahim dengan USG.
Rahim yang membesar bisa dilihat dengan USG pada kehamilan 6 minggu, demikian juga halnya dengan denyut jantung janin.


PERUBAHAN FISIK SELAMA KEHAMILAN

Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh, kebanyakan perubahan ini akan menghilang setelah persalinan. Jantung dan pembuluh darah. Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 16-28 minggu. Karena curah jantung meningkat, maka denyut jantung pada saat istirahat juga meningka (dalam keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80-90 kali/menit).

Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun karena rahim yang membesar menekan vena yang membawa darh dari tungkai ke jantung. Selama persalinan, curah jantung meningkat sebesar 30%, Setelah persalinan curah jantung menurun sampai 15-25% diatas batas kehamilan, lalu secara perlahan kembali ke batas kehamilan.

Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi karena adanya perubahan dalam aliran darah ke rahim. Karena janin terus tumbuh, maka darah lebih banyak dikirim ke rahim ibu. Pada akhir kehamilan, rahim menerima seperlima dari seluruh darah ibu.

Ketika melakukan aktivitas/olah raga, maka curah jantung, denyut jantung dan laju pernafasan pada wanita hamil lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak sedang hamil. Rontgen dada dan EKG menunjukkan sejumlah perubahan dalam jantung, dan kadang terdengar murmur jantung tertentu serta ketidakteraturan irama jantung. Semua perubahan tersebut adalah normal terjadi pada masa hamil, tetapi beberapa kelainan irama jantung mungkin akan memerlukan pengobatan khusus.

Selama trimester kedua biasanya tekanan darah menurun tetapi akan kembali normal pada trimester ketiga.

Selama kehamilan, volume darah dalam peredaran meningkat sampai 50%, tetapi jumlah sel darah merah yang mengangkut oksigen hanya meningkat sebesar 25-30%. Untuk alasan yang belum jelas, jumlah sel darah putih (yang berfungsi melindungi tubuh terhadap infeksi) selama kehamilan, pada saat persalinan dan beberapa hari setelah persalinan, agak meningkat.

- Ginjal
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar).

Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba untuk berbaring/tidur.
Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi pada wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung.

- Paru-paru
Ruang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan meningkatnya pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi lain dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk dirinya dan untuk janin. Lingkar dada wanita hamil agak membesar.

Lapisan saluran pernafasan menerima lebih banyak darah dan menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat kongesti ini. Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah.

-Sistem pencernaan
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah sehingga terjadi sembelit (konstipasi).
Sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesteron.

Wanita hamil sering mengalami heartburn (rasa panas di dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan karena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan.

Ulkus gastrikum jarang ditemukan pada wanita hamil dan jika sebelumnya menderita ulkus gastrikum biasanya akan membaik karena asam lambung yang dihasilkan lebih sedikit.

- Kulit
Topeng kehamilan (melasma) adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi.
Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling puting susu. Sedangkan di perut bawah bagian tengah biasanya tampak garis gelap.

Spider angioma (pembuluh darah kecil yang memberi gambaran seperti laba-laba) bisa muncul di kulit, biasanya di atas pinggang. Sedangkan pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding tipis seringkali tampak di tungkai bawah.

- Hormon
Kehamilan mempengaruhi hampir semua hormon di dalam tubuh.
Plasenta menghasilkan sejumlah hormon untuk membantu tubuh dalam mempertahankan kehamilan. Hormon utama yang dihasilkan oleh plasenta adalah HCG, yang berperan mencegah ovulasi dan merangsang pembentukan estrogen serta progesteron oleh ovarium untuk mempertahankan kehamilan.
Plasenta juga menghasilkan hormon yan gmenyebabkan kelenjar tiroid menjadi lebih aktif. Kelenjar tiroid yang lebih aktif menyebabkan denyut jantung yang cepat, jantung berdebar-debar (palpitasi), keringat berlebihan dan perubahan suasana hati; selain itu juga bisa terjadi pembesaran kelenjar tiroid. Tetapi hipertiroidisme (overaktivitas kelenjar tiroid) hanya terjadi pada kurang dari 1% kehamilan.

Plasenta juga menghasilkan melanocyte-stimulating hormone yang menyebabkan kulit berwarna lebih gelap dan hormon yang menyebabkan peningkatan kadar hormon adrenal di dalam darah. Peningkatan kadar hormon in kemungkinan menyebabkan tanda peregangan berwarna pingk pada kulit perut.

Selama kehamilan diperlukan lebih banyak insulin yang dihasilkan oleh pankreas. Karena itu penderita diabetes yang sedang hamil bisa mengalami gejala diabetes yang lebih buruk.

PERAWATAN SELAMA KEHAMILAN

- Pemeriksaan pada usia kehamilan mencapai 6 dan 8 minggu sangat penting untuk memperkirakan umur kehamilan dan tanggal perkiraan persalinan.
- Pemeriksaan fisik yang pertama kali dilakukan biasanya meliputi berat badan, tinggi badan dan tekanan darah. Kemudian dilakukan pemeriksaan leher, kelenjar tiroid, payudara, perut, lengan dan tungkai.
- Dengan bantuan stetoskop, dilakukan pemeriksaan terhadap jantung dan paru-paru; sedangkan pemeriksaan bagian belakang mata dilakukan dengan bantuan oftalmoskop.
- Juga dilakukan pemeriksaan panggul dan rektum guna mengetahui ukuran danposisi rahim dan kelaian pada panggul.

Dilakukan pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan darah untuk sifilis, hepatitis, gonore, infeksi klamidia dan penyakit menular seksual lainnya. Pemeriksaan darah juga dilakukan untuk menentukan golongan darah dan antibodi Rh.

Rontgen dada hanya dilakukan jika diketahui wanita hamil tersebut menderita penyakit paru-paru atau jantung.
Jika tidak mendesak, sebaiknya pemeriksaan rontgen dihindari, terutama pada 12 minggu pertama karena janin sangat sensitif terhadap efek radiasi. Jika mendesak, janin harus dilindungi dengan cara menutupi perut bagian bawah dengan bahan yang mengandung timah hitam sehingga rahim terlindungi.

Pemeriksaan penyaringan untuk diabetes harus segera dilakukan setelah kehamilan 12 minggu pada:
- Wanita yang pernah melahirkan bayi yang sangat besar
- Wanita yang pernah mengalami keguguran yang penyebabnya tidak jelas
- Wanita yang memiliki keluarga yang menderita diabetes.
Pada minggu ke 28, semua wanita hamil harus menjalani pemeriksaan penyaringan untuk diabetes.

Pada minggu ke 16-18, dilakukan pemeriksaan kadar alfa-fetoprotein (suatu protein yang dihasilkan oleh janin) di dalam darah ibu.
Jika kadarnya tinggi, kemungkinan janin yang dikandung menderita spina bifida atau terdapat lebih dari 1 janin. Jika kadarnya rendah, kemungkinan terdapat kelainan kromosom pada janin.

Dengan USG, kehamilan bisa diketahui mulai dari 4-5 minggu setelah ovulasi. USG juga digunakan untuk:
- Mengikuti perkembangan kehamilan
- Menentukan tanggal perkiraan persalinan
- Menentukan laju pertumbuhan janin
- Merekam denyut jantung atau pernafasan janin
- Mengetahui kehamilan ganda
- Mengetahui sejumlah kelainan (misalnya plasenta previa)
- Mengetahui kelainan posisi janin
- Memandu jarum pada pengambilan contoh cairan ketuban untuk keperluan pemeriksaan genetik atau kematangan paru-paru (amniosentesis).

Pada kehamilan muda, sebelum menjalani pemeriksaan USG, sebaiknya ibu meminum banyak air karena kandung kemih yang penuh akan mendorong rahim keluar rongga panggul sehingga bisa diperoleh gambaran janin yang lebih jelas.

Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap 4 minggu (1 kali/bulan) sampai usia kehamilan mencapai 32 minggu. Kemudian setiap 2 minggu sampai usia kehamilan mencapai 36 minggu dan sesudah 36 minggu, pemeriksaan dilakukan 1 kali/minggu.
Pada setiap pemeriskaan, dilakukan pengukuran berat badan dan tekanan darah, serta ukuran dan bentuk rahim untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan janin.

Air kemih diperiksa untuk mengetahui adanya gula dan protein. Adanya gula menunjukkan diabetes dan protein menunjukkan pre-eklamsi (tekanan darah tinggi, protein dalam air kemih dan penimbunan cairan selama kehamilan).

Jika ibu memiliki darah Rh-negatif, maka dilakukan pemeriksaan antibodi Rh.
Jika darah ibu memiliki Rh-negatif dan darah ayah memiliki Rh-positif, maka janin bisa memiliki Rh-positif. Jika darah janin yang memiliki Rh-positif memasuki peredaran darah ibu yang memiliki Rh-negatif, maka tubuh ibu akan membentuk antibodi Rh yang bisa masuk ke aliran darah janin dan merusak sel darah merah sehingga terjadi jaundice (kuning), yang bisa menyebabkan kerusakan otak atau kematian janin.

Kenaikan berat badan pada saat hamil, pada wanita yang memiliki ukuran rata-rata biasanya berkisar antara 12,5-15 kg (sekitar 1-1,5 kg/bulan). Kenaikan berat badan yang melebihi 15-17,5 kg menyebabkan penumpukan lemak pada janin dan ibu.
Berat badan yang tidak bertambah merupakan pertanda buruk (terutama jika kenaikan berat badan total kurang dari 5 kg) dan hal ini bisa menunjukkan adanya pertumbuhan janin yang lambat.

Kadang kenaikan berat badan disebabkan oleh penimbunan cairan akibat jeleknya aliran darah tungkai pada saat wanita hamil berdiri. Hal ini bisa diatasi dengan cara berbaring miring ke kiri selama 30-45 menit sebanyak 2-3 kali/hari.

Selama kehamilan, kebutuhan kalori harus ditambah sekitar 250 kalori agar tersedia zat gizi yang cukup untuk pertumbuhan janin.
Wanita hamil sebaiknya mengkonsumsi makanan yang gizinya seimbang, termasuk buah-buahan dan sayur-sayuran. Hindari makanan yang terlalu asin atau makanan yang mengandung bahan pengawet.

Seorang wanita hamil tidak boleh minum obat sembarangan. Selama kehamilan, kebutuhan tubuh akan zat besi meningkat guna memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Biasanya diberikan tambahan zat besi. Pemberian zat besi bisa menyebabkan gangguan lambung yang ringan dan sembelit.

Mual dan muntah bisa dikurangi dengan merubah pola makan, yaitu:
- Minum dan makan dalam porsi kecil tetapi sering
- Makan sebelum lapar
- Makanan lunak.

Untuk mengatasi morning sickness (mual di pagi hari) sebaiknya memakan 1-2 keping biskuit sebelum beranjak dari tempat tidur.
Jika mual dan muntahnya sangat berat dan menetap sehingga terjadi dehidrasi, penurunan berat badan atau gangguan lainnya, maka biasanya wanita hamil harus menjalani perawatan di rumah sakit untuk semantara waktu dan mendapatkan cairan melalui infus.

Edema (pembengkakan) sering terjadi, terutama pada tungkai. Demikian juga halnya dengan varises pada tungkai dan di daerah sekitar lubang vagina. Untuk mengurangi pembengkakan tungkai, bisa digunakan penyangga elastis atau berbaring dengan posisi tungkai lebih tinggi.

Wasir bisa diatasi dengan mengkonsumsi obat pelunak tinja atau berendam di air hangat.

Pada saat hamil biasanya jumlah cairan yang keluar dari vagina bertambah, hal ini adalah normal. Trikomoniasis dan kandidiasis merupakan infeksi vagina yang sering ditemukan selama kehamilan dan mudah diobati. Vaginosis bakterialis (infeksi bakteri pada vagina) bisa menyebabkan kelahiran prematur dan harus diobati secara tuntas.

Wanita hamil bisa tetap melakukan kegiatan sehari-harinya dan berolahraga. Hubungan seksual selama kehamilan tetap boleh dilakukan, kecuali jika terjadi perdarahan, nyeri atau kebocoran air ketuban.

Setiap wanita hamil sebaiknya mengetahui tanda-tanda awal persalinan. Tanda yang utama adalah kontraksi perut bagian bawah dengan selang waktu tertentu dan nyeri punggung. Menjelang akhir kehamilan (setelah 36 minggu), dokter akan melakukan pemeriksaan panggul untuk mencoba memperkirakan saat persalinan.




Selanjutnya...

Category:
00.11 | Posted in

Apakah Yang Dimaksud dengan Kebidanan?
Kebidanan adalah bagian integral dari sistim kesehatan dan berkaitan dengan segala sesuatu yang menyangkut pendidikan, praktek dan kode etik bidan dimana dalam memberikan pelayanannya mengyakini bahwa kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologi normal dan bukan merupakan penyakit, walaupun pada beberapa kasus mungkin berkomplikasi sejak awal karena kondisi tertentu atau komplikasi bisa timbul kemudian. Fungsi kebidanan adalah untuk memastikan kesejahteraan ibu dan janin / bayinya, bermitra dengan perempuan, menghormati martabat dan memberdayakan segala potensi yang ada padanya.



Apakah Yang Dimaksud dengan Praktek Kebidanan ?

Praktek Kebidanan adalah asuhan yang diberikan oleh bidan secara mandiri baik pada perempuan yang menyangkut proses reproduksi, kesejahteraan ibu dan janin / bayinya, masa antara dalam lingkup praktek kebidanan juga termasuk pendidikan kesehatan dalam hal proses reproduksi untuk keluarga dan komunitasnya.
Praktek kebidanan berdasarkan prinsip kemitraan dengan perempuan, bersifat holistik dan menyatukannya dengan pemahaman akan pengaruh sosial, emosional, budaya, spiritual, psikologi dan fisik dari pengalaman reproduksinya.
Praktek kebidanan bertujuan menurunkan / menekan mortalitas dan morbilitas ibu dan bayi yang berdasarkan ilmu-ilmu kebidanan, kesehatan, medis dan sosial untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan ibu dan janin / bayinya.

Apakah yang Dimaksud dengan Asuhan Kebidanan ?

Asuhan Kebidanan: Adalah prosedur tindakan yang dilakukankan oleh bidan sesuai dengan wewenang dalam lingkup prakteknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan, dengan memperhatikan pengaruh - pengaruh sosial, budaya, psikologis, emosional, spiritual, fisik, etika dan kode etik serta hubungan interpersonal dan hak dalam mengambil keputusan dengan prinsip kemitraan dengan perempuan dan mengutamakan keamanan ibu, janin / bayi dan penolong serta kepuasan perempuan dan keluarganya. Asuhan kebidanan diberikan dengan mempraktikan prinsip-prinsip bela rasa, kompetensi, suara hati, saling percaya dan komitment untuk memelihara serta meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin / bayinya.




Selanjutnya...

Category:
20.39 | Posted in

Larutan standart adalah larutan yang disiapkan dengan cara menimbang secara akurat suatu zat yang memiliki kemurnian tinggi dan melarutkannya dengan sejumlah tertentu pelarut dalam labu ukur. Larutan standart yang dipersiapkan dengan cara seperti ini disebut sebagai larutan standart primer.


Bagimana bila kita menyiapkan larutan standart dari zat yang tidak bisa dipastikan kemurniannya? Contoh disini adalah NaOH, NaOH tidak bisa dipakai sebagai larutan standart primer disebabkan sifatnya yang higroskopis. Jadi NaOH menyerap uap air dari lingkungan disekitarnya. Jadi NaOH terkontaminasi dengan H2O sehingga apabila kita menimbang 1 gram NaOH dipastikan NaOH yang ada kurang dari 1 gram akibat adanya H2O yang sudah diserapnya.
Lalu bagaimana bila kita menginginkan larutan standart NaOH? Alternative lain adalah dengan membuat larutan NaOH dengan konsentrasi tertentu dan kemudian kita menitrasinya dengan larutan standart primer asam , contohnya adalah dengan memakai larutan KHP (potassium acid phthalate).
Jadi larutan standart yang disiapkan dengan cara demikian disebut sebagai larutan standart sekunder.
Syarat zat yang bisa dijadikan standart primer
  • Harus 100% murni
  • Zat tersebut harus stabil baik pada suhu kamar ataupun pada waktu dilakukan pemanasan, standart primer biasanya dileringkan terlebih dahulu sebelum ditimbang.
  • Mudah diperoleh
  • Biasanya zat standart primer memiliki Masa molar (MR) yang besar hal ini untuk memperkecil kesalahan relative atau eror pada waktu proses penimbangan. Menimbang zat dalam jumlah besar memiliki kesalahan relative yang lebih kecil dibanding dengan menimbang zat dalam jumlah yang kecil.
  • Zat tersebut juga harus memenuhi persyaratan teknik titrasi




Selanjutnya...

20.36 | Posted in

Definisi Umum Titrasi Dan Syarat-syarat Umum Titrasi
Titrasi sampai saat ini menjadi metode yang umum digunakan baik di laboratorium maupun di industri sebab teknik ini menggunakan peralatan yang sangat sederhana dan biaya yang relative murah.

Apa itu titrasi?
“Titrasi adalah suatu metode penentuan kadar (konsentrasi) suatu larutan dengan larutan lain yang telah diketahui konsentrasinya”
Larutan yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “analit” dan biasanya diletakakkan di dalam Erlenmeyer, sedangkan larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai larutan standart atau titer dan diletakkan di dalam buret.


Larutan standart ditambahkan ke dalam analit hingga reaksinya setara / equivalent secara stoikiometri. Karena mol larutan standart diketahui dan reaksinya juga diketahui maka kita dapat mencari konsentrasi larutan yang kita tentukan kadarnya.
Syarat-syarat titrasi:
Reaksi kimia antar analit dan titrant diketahui dengan pasti dan jelas produk-produk apa yang akan dihasilkan nantinya. Mana reaktan dan produk apa yang akan dihasilkan harus jelas dan pasti. Contoh reaksi antara HCl dan NaOH akan menghasilkan NaCl dan H2O. Bila kita tidak bisa mengethaui bagaimana dan produk apa yang dihasilkan dari reaksi antara analit dan titrant, bagaimana kita bnanti bisa menghitungnya secara kuantitatif?
Reaksi harus berjalan dengan cepat, ketika titrant ditambahkan ke analit maka seketika itu juga harus terjadi reaksi, ini untuk memastikan bahwa titrasi dapat berjalan dengan cepat dan akurat.
Harus ada sesuatu yang bisa menandakan atau mengindikasikan bahwa reaksi antara analit dengan titrant sudah equivalent secara stoikiometri, baik itu dengan perubahan warna, perubahan arus listrik, perubahan pH, dengan penambahan indicator atau apapun yang bisa digunakan untuk mengamati perubahan tersebut. Bagaimana kita bisa mengamati titik equivalent dan titik akhir titrasi bila hal tersebut tidak bisa diamati dengnan mudah?
Tidak ada hal lain yang mengganggu reaksi antara analit dengan titrant. Artinya kita harus bisa memastikan bahwa reaksi titrasi hanya melibatkan analit dan titrant saja, jadi jangan sampai ada hal-hal yang menggangu reaksi ini. Contoh bila analit yang kita pakai adalah HCl dan titrant yang kita pakai adalah NaOH maka jangan sampai di dalam titrant juga ada H2SO4 atau asam yang lain, akibatnya NaOH akan berekasi dengan zat tersebut, jadi perhitungan titrant yang diperlukan akan bertambah besar.
Titik dimana titrasi mencapai setara secarastoikiometri disebut sebagai titik equivalent sedangkan titik dimana proses titrasi diakhiri disebut sebagai titik akhir titrasi, titik akhir titrasi biasanya ditandai dengan indicator sehingga mudah dilihat secara manual. Jarak antara titik equivalent dan titik akhir titrasi tidak boleh terlalu jauh sehingga akan mempengaruhi hasil akhir titrasi.
Reaksi antara analit dengan titrant harus memiliki kesetimbangan jauh kea rah kanan (artinya kesetimbangannya mengarah kearah pembentukan produk) hal ini untuk memastikan secara kuantitatif reaksi bisa dihitung, dan memastikan titik akhir titrasi bisa diamati





Selanjutnya...

19.31 | Posted in

Analisis Kjeldahl digunakkan untuk menentukan kadar protein dalam suatu protein atau dalam sample yang mengandung protein contohnya pupuk urea atau asam amino. Prinsip dari analisis Kjeldahl adalah sebagai berikut:
Sample yang akan ditentukan kadar nitrogenya direaksikan dengan H2SO4 untuk mengubah nitrogen dalam sample (N) menjadi senyawa ammonium hydrogen sulfat ( NH4HSO4). Larutan yang terbentuk didinginkan dan kemudian direaksikan dengan larutan basa alkali pekat untuk membuat larutan bersifat basa.


Gas NH3 yang keluar dari larutan kemudian di tampung dalam wadah tertutup yang berisi larutan standart asam berlebih, artinya tidak semua asam yang ada akan bereaksi dengan NH3, asam yang tidak bereaksi ini nantinya akan dititrasi dengan larutan standart basa.
Jadi secara teknis reaksinya adalah sebagai berikut:
(sample menandung C,H, dan N) + H2SO4(aq) + katalis -> CO2(g) + H2O(l) + NH4HSO4(aq)
NH4HSO4(aq) + OH-(aq) -> NH3(g) + HSO4-(aq) + H2O(l)
NH3(g) + HCl9aq) -> NH4Cl(aq)
HCl(aq) + NaOH(aq) -> NaCl(aq) + H2O(l)
Untuk memudahkan perhitungan maka dilakukan perhitungan terbalik dari bawah keatas. Hitung terlebih dahulu mol-ek larutan asam standart terlebih dahulu (pada contoh diatas HCl) karena volume dan normalitasnya telah diketahui, kemudian dikurangi dengan mol-ek NaOH sebagai titer akan diperoleh mol-ek NH3. Konversikan satun mol-ek NH3 ke mol dan dengan menggunakan koefisien reaksi akan diperoleh mol NH3 total. Bukannya apabila mol NH3 diketahui anda akan bisa memperoleh masa (N) nitrogen dengan cara perhitungan stoikiometri biasa.




Selanjutnya...

01.10 | Posted in

PENGERTIAN
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sudeen, 1998). Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Sedangkan menurut Beck, Willian dan Rawlin (1986) menyatakan bahwa konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional intelektual , sosial dan spiritual.

Potter & Perry (1993), konsep diri adalah merefleksikan pengalaman interaksi sosial, sensasinya juga didasarkan bagaimana orang lain memandangnya.
Beck William Rowles (1993), mendefinisikan konsep diri sebagai cara memandang individu terhadap diri secara utuh baik fisik, emosi, intelektual, sosial & spiritual.
Secara umum, konsep diri dapat didefinisikan sebagai cara kita memandang diri kita secara utuh, meliputi: fisik, intelektual, kepercayaan, sosial, perilaku, emosi, spiritual, dan pendirian

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI
Menurut Stuart dan Sudeen ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri. Faktor-foktor tersebut terdiri dari teori perkembangan, Significant Other (orang yang terpenting atau yang terdekat) dan Self Perception
(persepsi diri sendiri).
1. Teori perkembangan.
Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya dan orang lain. Dalam melakukan kegiatannya memiliki batasan diri yang terpisah dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh, nama panggilan, pangalaman budaya dan hubungan interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang dinilai oleh diri sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata.
2. Significant Other ( orang yang terpenting atau yang terdekat )
Dimana konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri merupakan interprestasi diri pandangan orang lain terhadap diri, anak sangat dipengaruhi orang yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya, pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya dan sosialisasi.
3. Self Perception ( persepsi diri sendiri )
Yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya, serta persepsi individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu. Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif. Sehingga konsep merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari prilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang dapat berfungsi lebih efektif yang dapat dilihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang terganggu. Menurut Stuart dan Sundeen Penilaian tentang konsep diri dapat di lihat berdasarkan rentang rentang respon konsep diri yaitu:

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kekacauan Depersonalisasi
diri positif rendah identitas

C. PEMBAGIAN KONSEP DIRI
Konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian. Pembagian Konsep diri tersebut di kemukakan oleh Stuart and Sundeen ( 1991 ), yang terdiri dari :
1. Gambaran diri ( Body Image )
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu (Stuart and Sundeen , 1991).
Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain, kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan ( Keliat ,1992 ).
Gambaran diri ( Body Image ) berhubungan dengan kepribadian. Cara individu memandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologinya. Pandangan yang realistis terhadap dirinya manarima dan mengukur bagian tubuhnya akan lebih rasa aman, sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992).
Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap gambaran dirinya akan memperlihatkan kemampuan yang mantap terhadap realisasi yang akan memacu sukses dalam kehidupan. Banyak Faktor dapat yang mempengaruhi gambaran diri seseorang, seperti, munculnya Stresor yang dapat menggangu integrasi gambaran diri. Stresor-stresor tersebut dapat berupa :
  • Operasi.
Seperti : mastektomi, amputsi ,luka operasi yang semuanya mengubah gambaran diri. Demikian pula tindakan koreksi seperti operasi plastik, protesa dan lain –lain.
  • Kegagalan fungsi tubuh.
Seperti hemiplegi, buta, tuli dapat mengakibatkan depersonlisasi yaitu tadak mengkui atau asing dengan bagian tubuh, sering berkaitan dengan fungsi saraf.
  • Waham yang berkaitan dengan bentuk dan fungsi tubuh
Seperti sering terjadi pada klien gangguan jiwa , klien mempersiapkan penampilan dan pergerakan tubuh sangat berbeda dengan kenyataan.
  • Tergantung pada mesin.
Seperti : klien intensif care yang memandang imobilisasi sebagai tantangan, akibatnya sukar mendapatkan informasi umpan balik engan penggunaan lntensif care dipandang sebagai gangguan.
  • Perubahan tubuh berkaitan
Hal ini berkaitan dengan tumbuh kembang dimana seseorang akan merasakan perubahan pada dirinya seiring dengan bertambahnya usia. Tidak jarang seseorang menanggapinya dengan respon negatif dan positif. Ketidakpuasan juga dirasakan seseorang jika didapati perubahan tubuh yang tidak ideal.
  • Umpan balik interpersonal yang negatif
Umpan balik ini adanya tanggapan yang tidak baik berupa celaan, makian sehingga dapat membuat seseorang menarik diri.
Standard sosial budaya.
Hal ini berkaitan dengan kultur sosial budaya yang berbeda-setiap pada setiap orang dan keterbatasannya serta keterbelakangan dari budaya tersebut menyebabkan pengaruh pada gambaran diri individu, seperti adanya perasaan minder.

Beberapa gangguan pada gambaran diri tersebut dapat menunjukan tanda dan gejala, seperti :
1. Syok Psikologis.
Syok Psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak perubahan dan dapat terjadi pada saat pertama tindakan.syok psikologis digunakan sebagai reaksi terhadap ansietas. Informasi yang terlalu banyak dan kenyataan perubahan tubuh membuat klien menggunakan mekanisme pertahanan diri seperti mengingkari, menolak dan proyeksi untuk mempertahankan keseimbangan diri.
2. Menarik diri.
Klien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan , tetapi karena tidak mungkin maka klien lari atau menghindar secara emosional. Klien menjadi pasif, tergantung , tidak ada motivasi dan keinginan untuk berperan dalam perawatannya.
3. Penerimaan atau pengakuan secara bertahap.
Setelah klien sadar akan kenyataan maka respon kehilangan atau berduka muncul. Setelah fase ini klien mulai melakukan reintegrasi dengan gambaran diri yang baru.

Tanda dan gejala dari gangguan gambaran diri di atas adalah proses yang adaptif, jika tampak gejala dan tanda-tanda berikut secara menetap maka respon klien dianggap maladaptif sehingga terjadi gangguan gambaran diri yaitu :
1. Menolak untuk melihat dan menyentuh bagian yang berubah.
2. Tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh.
3. Mengurangi kontak sosial sehingga terjadi menarik diri.
4. Perasaan atau pandangan negatif terhadap tubuh.
5. Preokupasi dengan bagian tubuh atau fungsi tubuh yang hilang.
6. Mengungkapkan keputusasaan.
7. Mengungkapkan ketakutan ditolak.
8. Depersonalisasi.
9. Menolak penjelasan tentang perubahan tubuh.

2. Ideal Diri.
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu (Stuart and Sundeen ,1991).
Standart dapat berhubungan dengan tipe orang yang akan diinginkan atau sejumlah aspirasi, cita-cita, nilai- nilai yang ingin di capai . Ideal diri akan mewujudkan cita-cita, nilai-nilai yang ingin dicapai. Ideal diri akan mewujudkan cita–cita dan harapan pribadi berdasarkan norma sosial (keluarga budaya) dan kepada siapa ingin dilakukan. Ideal diri mulai berkembang pada masa kanak–kanak yang di pengaruhi orang yang penting pada dirinya yang memberikan keuntungan dan harapan pada masa remaja ideal diri akan di bentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman.
Menurut Ana Keliat ( 1998 ) ada beberapa faktor yang mempengaruhi ideal diri yaitu :
1. Kecenderungan individu menetapkan ideal pada batas kemampuannya.
2. Faktor budaya akan mempengaruhi individu menetapkan ideal diri.
3. Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil, kebutuhan yang realistis, keinginan untuk mengklaim diri dari kegagalan, perasan cemas dan rendah diri.
4. Kebutuhan yang realistis.
5. Keinginan untuk menghindari kegagalan .
6. Perasaan cemas dan rendah diri.

Agar individu mampu berfungsi dan mendemonstrasikan kecocokan antara persepsi diri dan ideal diri. Ideal diri ini hendaknya ditetapkan tidak terlalu tinggi, tetapi masih lebih tinggi dari kemampuan agar tetap menjadi pendorong dan masih dapat dicapai (Keliat, 1992 ).

3. Harga diri .
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri (Stuart and Sundeen, 1991).
Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri yang tinggi. Jika individu sering gagal , maka cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah di cintai dan menerima penghargaan dari orang lain (Keliat, 1992).
Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. Dari hasil riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah. Harga diri tinggi terkait dengam ansietas yang rendah, efektif dalam kelompok dan diterima oleh orang lain. Sedangkan harga diri rendah terkait dengan hubungan interpersonal yang buruk dan resiko terjadi depresi dan skizofrenia.
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri rendah dapat terjadi secara situasional ( trauma ) atau kronis ( negatif self evaluasi yang telah berlangsung lama ). Dan dapat di ekspresikan secara langsung atau tidak langsung (nyata atau tidak nyata).
Menurut beberapa ahli dikemukakan faktor-Fator yang mempengaruhi gangguan harga diri, seperti :
  • Perkembangan individu.
Faktor predisposisi dapat dimulai sejak masih bayi, seperti penolakan orang tua menyebabkan anak merasa tidak dicintai dan mengkibatkan anak gagal mencintai dirinya dan akan gagal untuk mencintai orang lain.
Pada saat anak berkembang lebih besar, anak mengalami kurangnya pengakuan dan pujian dari orang tua dan orang yang dekat atau penting baginya. Ia merasa tidak adekuat karena selalu tidak dipercaya untuk mandiri, memutuskan sendiri akan bertanggung jawab terhadap prilakunya. Sikap orang tua yang terlalu mengatur dan mengontrol, membuat anak merasa tidak berguna.
  • Ideal Diri tidak realistis.
Individu yang selalu dituntut untuk berhasil akan merasa tidak punya hak untuk gagal dan berbuat kesalahan. Ia membuat standart yang tidak dapatdicapai, seperti cita –cita yang terlalu tinggi dan tidak realistis. Yang pada kenyataan tidak dapat dicapai membuat individu menghukum diri sendiri dan akhirnya percaya diri akan hilang.
Gangguan fisik dan mental
Gangguan ini dapat membuat individu dan keluarga merasa rendah diri.
  • Sistim keluarga yang tidak berfungsi.
Orang tua yang mempunyai harga diri yang rendah tidak mampu membangun harga diri anak dengan baik. Orang tua memberi umpan balik yang negatif dan berulang-ulang akan merusak harga diri anak. Harga diri anak akan terganggu jika kemampuan menyelesaikan masalah tidak adekuat. Akhirnya anak memandang negatif terhadap pengalaman dan kemampuan di lingkungannya.
Pengalaman traumatik yang berulang,misalnya akibat aniaya fisik, emosi dan seksual.
Penganiayaan yang dialami dapat berupa penganiayaan fisik, emosi, peperangan, bencana alam, kecelakan atau perampokan. Individu merasa tidak mampu mengontrol lingkungan. Respon atau strategi untuk menghadapi trauma umumnya mengingkari trauma,mengubah arti trauma, respon yang biasa efektif terganggu. Akibatnya koping yang biasa berkembang adalah depresi dan denial pada trauma.

4. Peran.
Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat ( Keliat, 1992 ). Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak punya pilihan, sedangkan peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu. Posisi dibutuhkan oleh individu sebagai aktualisasi diri.
Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri. Posisi di masyarakat dapat merupakan stresor terhadap peran karena struktur sosial yang menimbulkan kesukaran, tuntutan serta posisi yang tidak mungkin dilaksanakan ( Keliat, 1992 ).
Stress peran terdiri dari konflik peran yang tidak jelas dan peran yang tidak sesuai atau peran yang terlalu banyak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menyesuaikan diri dengan peran yang harus di lakukan menurut Stuart and sundeen, 1998 adalah :
1. Kejelasan prilaku dengan penghargaan yang sesuai dengan peran.
2. Konsisten respon orang yang berarti terhadap peran yang dilakukan
3. Kesesuain dan keseimbangan antara peran yang di emban.
4. Keselarasan budaya dan harapan individu terhadap perilaku peran.
5. Pemisahan situasi yang akan menciptakan ketidak sesuain perilaku peran.
Menurut Stuart and Sunden Penyesuaian individu terhadap perannya di pengaruhi oleh beberapan faktor, yaitu :
1. Kejelasan prilaku yang sesuai dengan perannya serta pengetahuan yang spesifik tentang peran yang diharapkan .
Konsistensi respon orang yang berarti atau dekat dengan peranannya.
3. Kejelasan budaya dan harapannya terhadap prilaku perannya.
4. Pemisahan situasi yang dapat menciptakan ketidak selarasan
Sepanjang kehidupan individu sering menghadapi perubahan-perubahan peran, baik yang sifatnya menetap atau sementara yang sifatnya dapat karena situasional. Hal ini, biasanya disebut dengan transisi peran. Transisi peran tersebut dapat di kategorikan menjadi beberapa bagian, seperti :
  • Transisi Perkembangan.
Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada identitas. Setiap perkembangan harus di lalui individu dengan menjelaskan tugas perkembangan yang berbeda – beda. Hal ini dapat merupakan stresor bagi konsep diri.
  • Transisi Situasi.
Transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan, bertambah atau berkurang orang yang berarti melalui kelahiran atau kematian, misalnya status sendiri menjadi berdua atau menjadi orang tua. Perubahan status menyebabkan perubahan peran yang dapat menimbulkan ketegangan peran yaitu konflik peran, peran tidak jelas atau peran berlebihan.
  • ü Transisi sehat sakit.
Stresor pada tubuh dapat menyebabkan gangguan gambaran diri dan berakibat diri dan berakibat perubahan konsep diri. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua kompoen konsep diri yaitu gambaran diri, identitas diri peran dan harga diri. Masalah konsep diri dapat di cetuskan oleh faktor psikologis, sosiologi atau fisiologi, namun yang penting adalah persepsi klien terhadap ancaman.
Selain itu dapat saja terjadi berbagai gangguan peran, penyebab atau faktor-faktor ganguan peran tersebut dapat di akibatkan oleh :
1. Konflik peran interpersonal
Individu dan lingkungan tidak mempunyai harapan peran yang selaras.
2. Contoh peran yang tidak adekuat.
3. Kehilangan hubungan yang penting
4. Perubahan peran seksual
5. Keragu-raguan peran
6. Perubahan kemampuan fisik untuk menampilkan peran sehubungan dengan proses menua
7. Kurangnya kejelasan peran atau pengertian tentang peran
8. Ketergantungan obat
9. Kurangnya keterampilan sosial
10. Perbedaan budaya
11. Harga diri rendah
12. Konflik antar peran yang sekaligus di perankan
Gangguan-gangguan peran yang terjadi tersebut dapat ditandai dengan tanda dan gejala, seperti :
1. Mengungkapkan ketidakpuasan perannya atau kemampuan menampilkan peran
2. Mengingkari atau menghindari peran
3. Kegagalan trnsisi peran
4. Ketegangan peran
5. Kemunduran pola tanggungjawab yang biasa dalam peran
6. Proses berkabung yang tidak berfungsi
7. Kejenuhan pekerjaan

5. Identitas
Identitas adalah kesadarn akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh (Stuart and Sundeen, 1991).
Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan yang memandang dirinya berbeda dengan orang lain. Kemandirian timbul dari perasaan berharga (aspek diri sendiri), kemampuan dan penyesuaian diri. Seseorang yang mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya. Identitas diri terus berkembang sejak masa kanak-kanak bersamaan dengan perkembangan konsep diri. Hal yang penting dalam identitas adalah jenis kelamin (Keliat,1992). Identitas jenis kelamin berkembang sejak lahir secara bertahap dimulai dengan konsep laki-laki dan wanita banyak dipengaruhi oleh pandangan dan perlakuan masyarakat terhadap masing-masing jenis kelamin tersebut.
Perasaan dan prilaku yang kuat akan indentitas diri individu dapat ditandai dengan:
a. Memandang dirinya secara unik
b. Merasakan dirinya berbeda dengan orang lain
c. Merasakan otonomi : menghargai diri, percaya diri, mampu diri, menerima dirib dan dapat mengontrol diri.
d. Mempunyai persepsi tentang gambaran diri, peran dan konsep diri
Karakteristik identitas diri dapat dimunculkan dari prilaku dan perasaan seseorang, seperti :
1. Individu mengenal dirinya sebagai makhluk yang terpisah dan berbeda dengan orang lain
2. Individu mengakui atau menyadari jenis seksualnya
3. Individu mengakui dan menghargai berbagai aspek tentang dirinya, peran, nilai dan prilaku secara harmonis
4. Individu mengaku dan menghargai diri sendiri sesuai dengan penghargaan lingkungan sosialnya
5. Individu sadar akan hubungan masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang
6. Individu mempunyai tujuan yang dapat dicapai dan di realisasikan (Meler dikutip Stuart and Sudeen, 1991)

D. KEPRIBADIAN YANG SEHAT
Bagaimana individu berhubungan dengan orang lain merupakan inti dari kepribadian Kepribadian tidak cukup di uraikan melalui teori perkembangan dan dinamika diri sendiri. Berikut ini adalah pengalaman yang akan dialmi oleh individu yang mempunyai kepribadian yang sehat (stuart dan Sudden, 1991 )
  • Gambaran diri yang positif dan akurat
Kesadaran akan diri berdasarkan atas observasi mandiri dan perhatian yang sesuai dengan kesehatan diri. Termasuk persepsi saat ini dan yang lalu, akan diri sendiri, perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi.
  • Ideal diri realistis
Individu yang mempunyai ideal diri yang realitas akan mempuynai tujuan hidup yang dapat dicapai.
  • Konsep diri positif
Konsep diri positif menunjukkan bahwa individu akan sukses dalam hidupnya.
  • Harga diri tinggi.
Seorang yang mempunyai harga diri yang tinggi akan memandang dirinya sebagai seorang yangberarti dan bermanfaat. Ia memanding dirinya sangat sama dengan apa yang ia inginkan.
  • Kepuasan penampilan peran
Indiviu yang mempunyai kepribadian sehat akan mendapat berhubungan dengan orang lain secara intim dan mendapat kepuasan. Ia dapat mempercayai dan terbuka pada orang lain dan membina hubungan interdependen.
  • Identitas jelas.
Individu merasakan keunikan dirinya, yang memberi arah kehidupan dan mecapai keadaan

E. GANGGUAN KONSEP DIRI
1. Pengertian
Gangguan konsep diri adalah suatu kondisi dimana individu mengalami kondisi pembahasan perasaan, pikiran atau pandangan dirinya sendiri yang negatif
a.Gangguan citra tubuh

Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang sering kontak dengan tubuh. Pada klien yang dirawat di rumah sakit umum, perubahan citra tubuh sangat mungkin terjadi. Sitesor pada tiap perubahan adalah Perubahan ukuran tubuh berat badan yang turun akibat penyakit Perubahan bentuk tubuh, tindakan invasif, seperti operasi, suntikan daerah pemasangan infus.Perubahan struktur, sama dengan perubahan bentuk tubuh di sertai degnan pemasangan alat di dalam tubuh.perubahan fungsi berbagaipenyakit yang dapat merubah sistem tubuh Keterbatasan gerak, makan, kegiatan. Makna dan objek yang sering kotak, penampilan dan dandan berubah, pemasangan alat pada tubuh klien (infus, fraksi, respirator, suntik, pemeriksaan tanda vital, dan lain-lain)
Tanda dan gejala gangguan citra tubuh :
1. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah
2.Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi/akan terjadi
3.Menolak penjelasan perubahan tubuh
4.Persepsi negatif pada tubuh
5.Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang
6.Mengungkapkan keputusasaan
7.Mengungkapkan ketakutan

b. Gangguan Ideal Diri

Gangguan ideal diri adalah ideal diri yang terlalu tinggi, sukar dicapai dan tidak realistis ideal diri yang samar dan tidak jelas dan cenderung menuntut. Pada klien yang dirawat di rumah sakit karena sakit maka ideal dirinya dapat terganggu. Atau ideal diri klien terhadap hasil pengobatan yang terlalu tinggi dan sukar dicapai.
Tanda dan gejala yang dapat dikaji
1. Mengungkapkan keputusan akibat penyakitnya, misalnya : saya tidak bisa ikut ujian karena sakit, saya tidak bisaa lagi jadi peragawati karena bekas operasi di muka saya, kaki saya yang dioperasi membuat saya tidak main bola.
2. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi, misalnya saya pasti bisa sembuh pada hal prognosa penyakitnya buruk; setelahsehat saya akan sekolah lagi padahal penyakitnya mengakibatkan tidak mungkin lagi sekolah.
3.Gangguan Harga Diri
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi secara :
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba ).
a. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik yang sembarangan pemasangan alat yang tidak sopan (pengukuran pubis, pemasangan kateler pemeriksaan perincal)
b. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit.
c. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.
2. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/dirawat klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
Tanda dan gejala yang dapat dikaji
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakti dan akibat tindakan terhadap penyakit. Misalnya malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker.
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya ini tidak akan terjadi jika saya segera kerumah sakit, menyalahgunakan/mengejek dan mengkritik diri sendiri.
c. Merendahkan martabat. Misalnya saya tidak bisa, saya tidak mampu saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa.
d. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.
e. Percaya diri kurang. klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih alternatif tindakan.
f. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.

4. Gangguan Peran

Gangguan penampilan peran adalah berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan oleh penyakit, proses menua, putus sekolah, putus hubungan kerja.Pada klien yang sedang dirawat di rumah sakit otomatis peran sosialo klien berubah menjadi peran sakit. Peran klien yang berubah adalah :
  • Peran dalam keluarga
  • Peran dalam pekerjaan/sekolah
  • Peran dalam berbagai kelompok
  • Klien tidak dapat melakukan peran yang biasa dilakukan selama dirawat di rumah sakit atau setelah kembali dari rumah sakit, klien tidak mungkin melakukan perannya yang biasa.
Tanda dan gejala yang dapat di kaji
1.Mengingkari ketidakmampuan menjalankan peran
2.Ketidakpuasan peran
3.Kegagalan menjalankan peran yang baru
4.Ketegangan menjalankan peran yang baru
5.Kurang tanggung jawab
6.Apatis/bosan/jenuh dan putus asa

5. Gangguan Identitas

Gangguan identitas adalah kekaburan/ketidakpastian memandang diri sendiri. Penuh dengan keragu-raguan, sukar menetapkan keinginan dan tidak mampu mengambil keputusan pada klien yang dirawat di rumah sakit karena penyakit fisik maka identitas dapat terganggu, karena.
Tubuh klien di kontrol oleh orang lain. Misalnya : Pelaksanaan pemeriksaan dan pelaksanaan tindakan tanpa penjelasan dan persetujuan klien.Ketergantungan pada orang lain. Misalnya : untuk “self-care” perlu dibantu orang lain sehingga otonomi/kemandirian terganggu.
Perubahan peran dan fungsi. klien menjalankan peran sakit, peran sebelumnya tidak dapat di jalankan.
Tanda dan gejala yang dapat di kaji
1.Tidak ada percaya diri
2.Sukar mengambil keputusan
3.Ketergantungan
4.Masalah dalam hubungan interpersonal
5.Ragu/ tidak yakin terhadap keinginan
6.Projeksi (menyalahkan orang lain).
b). Faktor resiko penyimpangan konsep diri
1.Personal Identity Disturbance
  • Perubahan perkembangan
  • Trauma
  • Ketidaksesuaian Gender
  • Ketidaksesuaian kebudayaan
2.Body Image Disturbance
  • Kehilangan salah satu fungsi tubuh
  • Kecacatan
  • Perubahan perkembangan
3.Self Esteem Dusturbance
  • Hubungan interpersonal yang tidak sehat
  • Gagal mencapai perkembangan yang penting
  • Gagal mencpaai tujuan hidup
  • Gagal dalam kehidupan dengan moral tertentu
  • Perasaan tidak berdaya
  • Gagal dalam kehidupan dengan moral tertentu
  • Perasaan tidak berdaya
4.Altered Role Peformance
  • Kehilangan nilai peran
  • Dua harapan peran
  • Konflik peran
  • Ketidakmampuan menemukan peran yang diinginkan
F. Pengkajian Konsep Diri
a.Faktor predisposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi perilaku yang objektif dan teramati serta bersifatsubjektif dan dunia dalam pasien sendiri. Perilaku berhubungan dengan harga diri yang rendah, keracuan identitas, dan deporsonalisasi.
2. Faktor yang mempengaruhi peran adalah streotipik peran seks, tuntutan peran kerja, dan harapan peran kultural.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan dalam struktur sosial.
b. Stresor Pencetus
a). Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian mengancam kehidupan
b). Ketegangan peran hubugnan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalaminya sebagai frustasi. ada tiga jenis transisi peran :
1). Transisi peran perkembangan
2). Transisi peran situasi
3) Transisi peran sehat /sakit
c. Sumber-sumber koping
o Setiap orang mempunyai kelebihan personal sebagai sumber koping, meliputi :
o Aktifitas olahraga dan aktifitas lain diluar rumah
o Hobby dan kerajinan tangan
o Seni yang ekspresif
o Kesehatan dan perawan diri
o Pekerjaan atau posisi
o Bakat Tertentu
o Kecerdasan
o Imajinasi dan kreativitas
o Hubungan interpersonal
d. Mekanisme Koping
o Pertahanan koping dalam jangka pendek
o Pertahanan koping jangka panjang
o Mekanisme pertahanan ego
Untuk mengetahui persepsi seseorang tentang dirinya, maka orang tersebut harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
1.Persepsi psikologis :
Ø Bagaimana watak saya sebenarnya ?
Ø Apa yang membuat saya bahagia atau sedih ?
Ø Apakah yang sangat mencemaskan saya ?
2.Persepsi Sosial
Ø Bagaimana orang lain memandang saya ?
Ø Apakah mereka menghargai saya bahagia atau sedih?
Ø Apakah mereka membenci atau menyukai saya ?
3.Persepsi Fisis
Ø Bagaimana pandangan saya tentang penampilan saya ?
Ø Apakah saya orang yang cantik atau jelek ?
Ø Apakah Tubuh saya kuat atau lemah ?
Pendekatan dan pertanyaan dalam pengkajian sesuai dengan faktor yang dikaji :
1). Identitas
Dapatkah anda menjelaskan siapa diri anda pada orang lain : Karakteristik dan kekuatan
2). Body Image
  • Dapatkah anda mejnelaskan keadaan tubuh anda kepada saya
  • Apa yang paling anda sukai dari tubuh anda
  • Apakah ada bagian dari tubuh anda, yang ingin anda rubah
3). Self esteem
  • Dapatkah anda katakan apa yang membuat anda puas
  • Ingin jadi siapakh anda
  • Siapa dan apa yang menjadi harapan anda
  • Apakah harapan itu realistis ?
  • Siginifikan : Apa respon anda, saat anda tidak merasa dicintai dan tidak dihargai ?
  • Siapakah yang paling penting bagi anda
  • Competence : Apa perasaan anda mengenai kemampuan dalam mengerjakan sesuatu untuk kepentingan hidup anda ?
  • Virtue : Pada tingkatan mana anda merasa nyaman terhadap jalan hidup bila dihubungkan dengan standar moral yang dianut.
  • Power : Pada tingkatan mana anda perlu harus mengontrol apa yang terjadi dalam hidup anda. Apa yang kamu rasakan
4). Role Performance
  • Apa yang anda rasakan mengenai kemampuan anda untuk melakukan segala sesutu sesuai peran anda ? Apakah peran saat ini membuat anda puas ?
Gangguan Konsep Diri
  • Mekanisme koping jangka pendek (krisi indentitas), yaitu aktivitas yang memberi:
  • Kesempatan lari sementara dari krisis
  • Kesempatan mengganti identitas
  • Kekuatan atau dukungan sementara terhadap konsep diri (identitas yang kabur)
  • Arti dari kehidupan
  • Gangguan Koping Jangka Panjang
  • Bila koping jangka pendek tidak terselesaikan
  • Penyelesaian positif menghasilkan integritas ego, identitas dan keunikan individu
  • Konsep diri yang sehat
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Factor predisposisi
factor mempengaruhi harga diri
pengalaman masa kanak-kanak dapat merupakan factor kontribusi pada gangguan atau masalah konsep diri. Anak sangat peka terhadap perlakuan dan respon orang tua. Orang tua yang kasar, membenci dan tidak menerima akan mempunyai keraguan dan ketidakpsatian diri. Anak yang tidak menerima kasih saying maka anak tersebut akan gagal mencinati dirinya dan orang lain.
Individu yag kurang mengertia akan arti dan tujan kehidupan akan gagal menerima tagungjawab untuk diri sendiri. Ia akan tegantung pada lain gagal mengembangkan kemamapuan sendiri. Ia mengingkari kebebasan menekspresi sesuatu termasuk ekmungkanan berbuat salah dab menjadi kasar dan banyak menuntut diri sendiri. Ideal diri yang di tetapkan tidak dapa dicapai.
factor yang mepengaruhi penampilan peran
peran yang sesua dengan jenis kelamin sejak dulu sudah diterima oleh masyarakat, misalnya wanita dianggap kurang mampu, kurang mandiri , kurang objektif dan kurang rasional dibandingkan pria. Pria dianggap kurang sensitive, kurangbhangat, kurang ekpresif disbanding wanita. Sesuai dengan standar tersebut, jika wanita atau pria berperan tidak siperti lazimnya maka akan men9imbulkan konflik didalam diri mapun hubungan social. Misalnya wanita yang secara tradisional harus tinggal dirumah saja, jika ia mulai keluar rumah untuk mulai sekolah atau bekerja akan menimbulkan masalah.
Konflik peran dan peran yang tidak sesuai muncul dari factor biologis dan harapan masyarakat terhadap wanita atau pria. Peran yanbg berlebihan muncul pada wanita yang mempunyai sejumlah peran.
factor yang mempengaruhi identitas diri.
Orang tua yang selalu curiga pada anakmakan menyebakan kurang percaya diri pada anak. Anak akan ragu apakah yang dia pilih tepat, jika tidak sesuai dengan keinginan orang tua maka timbul rasa bersalah. Control orang tua yang tepat pada anak-anak remaja akan menimbulkan perasaan benci anak pada orang tua. Teman sebayanya merupkan factor lain yang mempengaruhi identitas. Remaja ingin diterima, dibtuhkan, diingikan, dan dimilki oleh kelompoknya.
Factor Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabakan oleh setiap situasi yang dihadapi individu dan individu tidak mampu menyesuaikan. Situasi atau stresor dapat mempengaruhi konsep diri dan komponennya.
Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri dan hilangnya bagian badan, tindkan oiperasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang, prosedur tindakan dan pengobatan.
Stressor yang mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berate; pola asuh anak yang tidak tepat, misalanya terlalu dilarang, dituntut, dituruti, persaingan dengan saudara, kesalahan dan kegagalan terulang, cita-cita yang tidak dapat dicapai, gagal betangguang jawab terhadap diri sendiri.
Sepanjang kehidupan individu yang serinng menghadapi transisi peran,. Meleis (Stuart dan sudden 1991) mengidentifikasi 3 kategori transisi peran, perkembangan, situasi dan sehat sakit,
  • Transisi perkembangan
setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada identitas. Setiap tahap perkembangan harus dilalkui inidividu dengan menyelesaikan tugas perkembangan yang berbeda-beda. Hal ini dapt merupakan stressor bagi konsep diri.
  • Transisi situasi
transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan, bertambah dan berkurang orang yang berarti malalui kelahiran atau kematian , misalnya status sendiri menjadi berdua atau menjadi orang tua.
  • Transisi sehat sakit.
stressor pada tubh dapat menyebabakan gangguan gambaran diri dan brakibat perubbahan konsep diri. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua komponen konsep diri. Perubahan tubuhf dapat mempengaruhi semua komponen konsep diri yaitu gambaran diri, peran dan harga diri.
Masalah konsep diri dapat dicetuskan oleh factor psikologis, sossiologis, atau fisiologis, namun yang lebih penting adalah persepsi klien terhadap ancaman.
Perilaku
Data yang di kumpulkan oleh seorang perawat, hendaknya data-data perilaku yang objektif dapat di amati. Periloaku yang berhubungan dengan harga diri yang rendah (Stuart dan Sundeent, 19991) yaitu yang identitas kacau dan defersonalisasi dapat di lihat pada table berikut:
  • Perilaku dengan Harga Diri yang Rendah
  • kritik diri sendiri atau orang lain.
  • Produktifitas menurun
  • Destruktif pada orang lain
  • Gangguan berhubungan
  • Perasaan yang berlebihan tentang pentingnya dirinya
  • Perasaan tidak layak
  • Perasaan bersalah
  • Mudah marah dan tersinggung
  • Rasa negative terhadap diri sendiri
  • Pandangan hiduip yang pesimis
  • Keluhan fisik
  • Pandangan hidup terpolarisasi
  • Menolak kemampuan diri sendiri
  • Mengejek diri sendiri
  • Merusak diri
  • Isolasi social
  • Gangguan penggunaan zat
  • Menarik diri dari realitas
  • Khawatir
  • Ketegangan peran.
2. Perilaku dengan Identitas yang kacau
  • Tidak mengindahkan moral
  • Kontradiksi cirri kepribadian
  • Mengurangi hubungan intrapersonal
  • Perasaan kekosongan
  • Perasaan tentang diri yang berubah-ubah
  • Kekacauan identitas seksual
  • Kecemasan yang tinggi
  • Tidak mampu berempati dengan orang lain
  • Kurang keyakinan diri
  • Cinta diri sendiri yang patologi
  • Masalah dalam hubungan intim
  • Kekacauan dan kehilangan identitas sesaat

3. Perilaku dengan Depersonalisasi
  • Afek
  • Persepsi
  • Kognitif
  • Perilaku
ü Identitas hilang
ü Asing dengan diri sendiri
ü Perasaan tidak ama, rendah diri, takut malu
ü Perasaan tidak relaistis
ü Merasa sangat terisolasi
ü Kurang perasaan yang berkesinambungan.
ü Tidak mampu mencapai kepuasan atau perasaan tuntas.

ü Halusinasi pendengarandan penglihatan
ü Tidak yakin akan jenis kelaminnya.
ü Sukar emmbadakan diri dengan orang lain
ü Gamabaran diri terganggu.
ü Pengalaman kehidupan bagaikan mimpi

ü Kacau
ü Disorientasi waktu
ü Penyimpangan pikiran
ü Daya ingat terganggu
ü Daya nilai terganggu

ü Afek tumpul
ü Pasif dan tidak ada respon emosi
ü Komunikasi tidak selaras
ü Tidak dapat mengontrol implus
ü Tidak ada inisiatif dan tidak mampu mengambil keputusan
ü Menarik diri dari lingkungan
ü Spontanitas dan semangat berkurang

4. Mekanisme Koping

Dapat berguna untuk individu dalam mengahapi persepsi diri yang tidak menyenangkan. Perthanan diri dapat dibagi 2 yaitu mekanisme koping janka pendek dan mekanisme jangka panjang. Uraian mekanisme dapat dilihat sebagai berikut:
Jangka pendek
1. Kegiatan yang dilakukan untuk lari semntara dari krisis identitas: (musik keras, pemakaian obat-obatan, kerja keras, menonton Tv terus menerus)
2. Kegiatan mengganti aktifitas sementara: (ikut keompok social, keagamaan, politik ).
3. Kegiatanyang memberi dukungan semnetara; (kompetensi olahraga, kontes populeritas)
4. Kegiatan yang mencoba menghilangkan anti identitas semntara: (penyalahgunaan obat-obatan).
Jangka panjang
1. Menutupi identitas:
Terlalu cepat mengadopsi identitas yang senangi dari seorang yang berarti, tanpa menindahkan hasrat, apreasiasi atau potensi diri sendiri.
2. Identitas negative
Yaitu asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan masyarakat.


Mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah:
Fantasi, disosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri dan pada orang lain.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
MASALAH KEPERAWATAN
Dari pengkajian seluruh komponen konsep diri dapat disimpulkan masalah keperawatan, yaitu;
  • gangguan harga diri: harga diri rendah situasional atau kronik
  • gangguan citra tubuh
  • ideal diri tidak realitas
  • gangguan identitaspersonal
  • perubahan penampilan peran
  • ketidak berdayaan
  • isolasi social:menarik diri
  • resiko prilaku kekerasan
  • tindakam pada gangguan konsep diri
  • focus tindakan adalah peda tingkat penilaian kognitif pada kehidupan, yang terdiri dari persepai, keyakinana dan kepribadian. Kesadaran klien akan emosi dan perasaan nya juga hal yang penting. Setelah mengevaluasi epnilaian kognitif dan kesadaran perasaan ,klien menyadari masalah dan kemudian merubah prilaku.
Prinsip asuhan yang diberikan adalah pemecahan masalah yang terlihat dari kemajuan klien meningkat ketingkat berikutnya.
Tindakan kepeearawatan dibagi 5 tingkat (stuart dan Sundeen, 1991)
memperluas kesadaran diri (expended self-awareness)
Prinsip
Rasional
Tindakan keperawatan
Meningkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya.
Menurunkan ancaman dari sikap perawat terhadap klien dan membantu klien memperluas dan menrima semua aspek kepribadiannya.
1. tindakan penrimaan yang tidak kaku.
2. dengarkan klien
3. dorong mendiskusikan pikiran dan perasaan klien.
4. beri respon yang tidak menghakimi
5. tunjukkan bahwa klien adalah individu yang berharga yang bertangguang jawab terhadap dirinya dan dapat membantu dirnya sendiri.

Pohon Masalah 1
Perubahan Penampilan Peran
Gangguan Harga Diri; Harga Diri Rendah
Gangguan Citra Tubuh
Masalah utama

Diagnosa keperawatan:
  • perubahan penampilan peran berhubungan dengan harga diri rendah
  • gangguan harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh.
  • Gangguan Harga Diri; Harga Diri Rendah
  • Keputusasaan
  • Ideal Diri Tidak Realistis
Diagnosa keperawatan
  • keputusasaaan berhubungan dengan harga diri rendah
  • gangguan harga diri ; harga diri rendah berhubungan dengan idel diri tidak realistis
  • Gangguan Citra Tubuh
  • Gangguan Harga Diri; Harga Diri Rendah
  • Isolasi Social:Menarik Diri


Diagnosa keperawatan;
  • Isolasi social; menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
  • Gangguan harga diri : harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh.


RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Pada makalah ini akan diuraikan tindakan keperawatan pada dua diagnosa, yaitu:
perubahan penampilan peran berhubungan dengan harga diri rendah.
Gangguan harga diri; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh.
1. Diagnosa keperawatan : perubahan penampilan peran berhubungan dengan harga diri rendah.
Tujuan umum:
Klien dapat menunjukkan peran sesuai dengan tanggungjawabnya.
Tujuan khusus:
Ø Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Ø Dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
Ø Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Ø Klien dapt menetapkan (merncankan) kegiatan sesuai yang dimilki
Ø Klien melakukan tindakan sesuai dengan kondisi sakit dan kemampuan.
Ø Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada.
Tindakan keperawatan.
1. Bina hubungan saling percaya.
Ø Salam terapeutik
Ø Perkenalkan diri
Ø Jelaskan tujuan interaksi
Ø Ciptakan lingkungan yang tenang.
Ø Buat kontrak yng jelas (apa yang dilakukan /bicarakan, waktu)
2. Beri kesempatan unutk mengungkapkan perasaan (apa yang dilakukan/bicarakan, waktu)
3. Sediakan waltu untuk mengungkapakan tentang penyakit yang diderita.
4. Katakana pada klien bertambah satu orang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.
5. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimilki pasien. Dapat di mulai bagian tubuh yang masih berfungsi dengan baik, kemampuan lin yang dimilki oleh klien , aspek positif (keluarga lingkunngan) dimilki klien. Jika klien tidak mampu mengidntifikasi maka dinali oleh perawat memberi “reinforcement” terhadap aspek poasitif klien.
6. Setiap bertemu klien, hibdarkjan memberi penilain negative.utamakan memberikan pujian realistis.
7. Diskusikan kemampuan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selamam sakit. Misalnya: penampilan klien dalam “self care” latihan dan ambulasi serta aspek asuhan terkait denga gangguan fisik yang dialami oleh klien.
8. Diskusikan pada kemampuan yang dapat dilanjutkan pengguanannya setelah pulang sesuai dengan kondisi pasien.
9. Rencanakan bersama oleh aktifitas yuang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan:kegiatan mandiri, kegiatan bantuan sebagian, kegiatan yang membutuhkan bantuan total.
10. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi klien.
11. Beri kesempatan cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan (sering klien takut melaukannya)
12. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
13. Beri pujian atas keberhasilan klien.
14. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah.
15. Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawt klien harga diri rendah.
16. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
Hasil yang diharapkan:
  • Klien menungkapkan perasaanya terhadap penyakit yang diderita.
  • Klien menyebutkan aspek dan kemampuan dirinya (fisik, intelektual, system pendukung).
  • Klien berperan serta dalam perawtrn dirinya.
  • Percaya diri klien dengan mentpkan keinnginan atau tujuan yang realistis.
Diagnosa keperawatan: gangguan harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh
Tujuan umum:
Klien menunjukkan peningkatan harga diri.
Tujuan khusus:
Ø Klien dapat menigkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya.
Ø Klien mengidentifikasi perubahan citra tubuh.
Ø Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimilki.
Ø Klien dapat menerima realita perubahan struktur, bebntuk atau fungsi tubuh.
Ø Klien dapat menyusun cara-cara menyelasaikan masalah yang dihadpi.
Ø Klien dapat melakukan tindakn pengembalian intergritas tubuh.
Tindakan keperawatan
1. Bina hubungan perawat yang terpeutik
o Salam terapeutik
o Komunikasi terbuka, jujur dan empati.
o Sediakan waktu untuk mendengarkan klien. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan klien terhadap perubahan tubuh.
o Lakukan kontrak untuk program arahan keperawtan/pendapatan ksehatan , dukungan dan konseling.
2. Diskusikan perubahan struktur tubuh dan fungsi tubuh
3. Observasi ekpresi klien pada saat berbicara.
4. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yamng dimilki (tubuh, intelektual, keluarga) oleh klien diluar perubahan yang terjadi.
5. Beri pujian terhadap aspek yang positif dan kemampuan yang masih dimilki klien.
6. Doroing klien untuk merawat diri dan berperan serta dalam asuhan keperawatan secara bertahap.
7. Libatkan klien dalam kelompok klien dengan masalah gangguan citra tubuh.
8. Tingkatkan dukungan keluarga terutama pasangan.
9. Diskusikan cara-cara (booklet, leaflet) sebagai sumber informasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dapak perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh.
10. Dorong klien memilih cara yang sesuai bagi klien.
11. Bantu klien melakukan cara yang dipilih
12. Bantu klien mengurangi perubahn citra tubuh. Misalnya protesa untuk bagian tubuh bertemu tongkat.
13. Rehabilitas bertahap bagi klien
Hasil yang harapkan:
Klien dapat menerapkan perubahan
Klien memiliki beberapa cara mengatsi perubahan yang terjadi.
Klien beradaptasi dengan cara yang dipilh dan digunakan.




Selanjutnya...

Category:

Shout Box


ShoutMix chat widget